"Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu,a nak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.Yang demikian agar mereka lebih mudah dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan AllahMaha Pengampun, Lagi Penyayang. (QS 33 : 59)
Waktu kelas empat SD dulu, saya melihat teman sekelas saya berjilbab untuk pertama kalinya. Jumlahnya baru dua orang waktu itu. Saya ga tau kalo waktu itu gelombang kebangkitan jilbab telah dan sedang berlangsung.
Setelah saya kuliah, saya baru tahu bahwa dibalik kibaran jilbab para muslimah saat ini didahului dengan perjuangan dan pengorbanan para muslimah yang luar biasa di masa orde baru berkuasa. Faktanya memang demikian. Para muslimah yang saat itu sedang duduk dibangku sekolah, banyak yang dikeluarkan karena berteguh hati menutup aurat sebagai bagian dari kebenaran iman mereka. Mereka meyakini bahwa berjilbab adalah bagian dari kewajiban syariat. Dan mereka tunduk patuh pada perintah Allah sebagaimana kisah para muslimah saat perintah tentang berjilbab pertama kali turun.
Saat duduk dibangku SMP saya senang membaca majalah UMMI, AN Nida dan Sabili. Dua majalah yang disebut pertama karena memang langganan teteh saya. Selain itu saya juga senang meminjam dari guru ngaji saya majalah Waqfah dan majalah Islam lain yang beredar terbatas saat itu. Dari majalah – majalah itu saya sering melihat gambar – gambar para muslimah dengan jilbab yang lebar, rapih, berwarna teduh dan dengan motif – motif yang sederhana.
Saya mengagumi mereka. Bukan karena wajahnya karena waktu itu juga biasanya tidak ada yang menampilkan wajah para muslimah dengan jelas. Saya mengagumi karena mereka sungguh – sungguh dalam berjilbab.
Saat ini saya kuliah di Jakarta. Sering saya melihat para muslimah dengan jilbab yang bermacam – macam. Bahkan “menyebalkan” dalam pandangan saya. Ada yang sudah memendekkan ukurannya. Ada yang sudah memakai jilbab dirumah untuk kuliah. Ada juga yang motif macam – macam sehingga benar – benar kelihatan sangat cantik dan menggoda (Hmmmm…apa mau bilang salahnya mata kamu ngeliatin mereka?). Entah apa yang ada dalam hati mereka dan entah apa juga yang menjadi alasan mereka untuk berjilbab “ala kadarnya”. Ada yang bilang mengikuti mode, seperti yang ada di majalah - majalah. Ada juga biar ga monoton makanya motifnya bermacam – macam. Ada juga yang bilang biar ga sumpek makanya make warna - warna yang ngejreng menggoda.
Kalau mengikuti mode, Islam juga tidak melarang. Kalau soal warna cerah, Islam juga tidak melarang. Selama sesuai dengan batasan syariat itu sudah cukup. Pertanyaanya adalah untuk siapa muslimah masa kini berjilbab dan karena apa mereka berjilbab. Apakah mereka mulai lupa dengan sejarah perjuangan para muslimah saat memperjuangkan Jilbab? Lupa dengan alasan kenapa muslimah pada waktu itu berkorban hingga rela bolak – balik pengadilan untuk memperjuangkan Jilbab?
Sesungguhnya termasuk ahli neraka, yaitu perempuan-perempuan berpakaian tetapi telanjang, yang condong kepada maksiat dan menarik orang lain untuk berbuat maksiat. Mereka ini tidak akan masuk sorga dan tidak akan mencium baunya.(Riwayat Muslim)
4 komentar:
hm...jadi malu akh...
setiap ada sebuah kritikan, tentang mulimah, lebih bijak jika kita berpikir apakah sya demikian? sehingga kita aka tergerak untuk memperbaiki diri.
terkadang kita gak pernah sadar kalau ternyata kita mulai tergelincir pada sebuah kelalaian, karena semakin sedikitnya uswah atau teladan diantara kita ( afwan, mungkin ini ana pribadi)
namun kita harus ingat, pertanggung jawaban kita secara infirodli kepada Allah nanti.
aku ingin dan rindu, pribadi2 berkarakter kuat seperti ustad Rahmat abdullah.
semoga segala yang tampak indah dimata tak menjadikan hati kabur untuk membedakan mana yang lebih Allah cintai dan tidak.
wahai semua saudaraku di jalan Allah, semoga Allah menjdikan kita sebagai hamba yang istiqomah dalam kebaikan, dan senantiasa mempertajam mata batin kita...Aamin.
zakiya
hmm...memang benar mungkin para jilbaber lupa akan sejarahnya tapi mungkin juga orang yang menciptakan model jilbab'gaul' ingin supaya orang yang ga mau pake jilbab jadi mau pake jilbab karena mereka masih bisa tampil 'menarik' dan dianggap gaul.
makanya tugas jilbaber tulen harus mempromosikan gimana sih cara berjilbab yang bener menurut syari'at jangan takut ditolak toh dulu jilbab lebar dan sederhana tetep anggun,bukannya malah ikut-ikutan buat jilbab gaul ala'jilbaber.
guess....cantik itu kan dari inner beauty and terpancar dari kebaikan hati.
semoga para jilbaber kembali mengibarkan keteduhan-keteduhan yang memancarkan sinar-sinar keimanan dan ketaatan pada sang Kholik.
hmm...memang benar mungkin para jilbaber lupa akan sejarahnya tapi mungkin juga orang yang menciptakan model jilbab'gaul' ingin supaya orang yang ga mau pake jilbab jadi mau pake jilbab karena mereka masih bisa tampil 'menarik' dan dianggap gaul.
makanya tugas jilbaber tulen harus mempromosikan gimana sih cara berjilbab yang bener menurut syari'at jangan takut ditolak toh dulu jilbab lebar dan sederhana tetep anggun,bukannya malah ikut-ikutan buat jilbab gaul ala'jilbaber.
guess....cantik itu kan dari inner beauty and terpancar dari kebaikan hati.
semoga para jilbaber kembali mengibarkan keteduhan-keteduhan yang memancarkan sinar-sinar keimanan dan ketaatan pada sang Kholik.-ummu sakha
saya ngelink dari blognya andrik, salam kenal dari surabaya-pasuruan.
kang izul, sampai sekarang perjuangan jilbab tu masih tetap bergulir di daerah-daerah lho.., maklum pemerintah daerahnya masih konservatif (yang ga sepakat ma jilbab berarti kolot, ga modern, ketinggalan jaman hehe....) jalur parlemen (DPRD) juga telah ditempuh tapi nihil.. karena dalih mereka adalah peraturan pemkab. tapi bodohnya saya, kenapa bisa lupa untuk membawanya ke meja hijau ya?!?!
tentang model jilbab, suatu hari saya membenturkan statemen seperti yang ummu sakha kemukakan dengan statemennya mbak ratih sanggarwati.
saya sepakat ma ummu sakha, kecantikan itu inner beauty,cantik itu memang terpancar dari dalam, cantik adalah pancaran sinar keimanan yang mengejawantah dalam wujud keteduhan tapi bukan itu yang ditangkap pertama kali oleh objek dakwah kita. mau tidak mau, yang ditangkap lebih dulu adalah penampilan luar baru setelah itu dalamnya. kalo penampilan luarnya saja dah 'kucel', wah.. dah ga mood deh untuk berbasa-basi apalagi untuk menggali inner beautynya
at last..
knapa mempermasalahkan trend jilbab masa kini? mo lebar, mo minimalis modifikasi, mo bermotif kebun bunga (asal ga bermotif kebun binatang saja) sah-sah saja kan? toh patokan dalam islam dah jelas.
islam itu mudah, jangan dipersulit.. (begitu dalil salah seorang mad'u saya) dan saya bersepakat dengan pendapatnya, tantangan dakwah muslimah mengenai jilbab itu masih jauh lebih besar dari sekedar ribut urusan trend. saya sangat mensyukuri keberhasilan perjuangan muslimah pada tahun 1992 karenanya di masjid, kampus, jalan besar hingga gang-gang tikus, yang terlihat adalah kibaran jilbab.
Posting Komentar