Kamis, 17 April 2008

Tentang Jilbab

"Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu,a nak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.Yang demikian agar mereka lebih mudah dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan AllahMaha Pengampun, Lagi Penyayang. (QS 33 : 59)

Waktu kelas empat SD dulu, saya melihat teman sekelas saya berjilbab untuk pertama kalinya. Jumlahnya baru dua orang waktu itu. Saya ga tau kalo waktu itu gelombang kebangkitan jilbab telah dan sedang berlangsung.
Setelah saya kuliah, saya baru tahu bahwa dibalik kibaran jilbab para muslimah saat ini didahului dengan perjuangan dan pengorbanan para muslimah yang luar biasa di masa orde baru berkuasa. Faktanya memang demikian. Para muslimah yang saat itu sedang duduk dibangku sekolah, banyak yang dikeluarkan karena berteguh hati menutup aurat sebagai bagian dari kebenaran iman mereka. Mereka meyakini bahwa berjilbab adalah bagian dari kewajiban syariat. Dan mereka tunduk patuh pada perintah Allah sebagaimana kisah para muslimah saat perintah tentang berjilbab pertama kali turun.
Saat duduk dibangku SMP saya senang membaca majalah UMMI, AN Nida dan Sabili. Dua majalah yang disebut pertama karena memang langganan teteh saya. Selain itu saya juga senang meminjam dari guru ngaji saya majalah Waqfah dan majalah Islam lain yang beredar terbatas saat itu. Dari majalah – majalah itu saya sering melihat gambar – gambar para muslimah dengan jilbab yang lebar, rapih, berwarna teduh dan dengan motif – motif yang sederhana.
Saya mengagumi mereka. Bukan karena wajahnya karena waktu itu juga biasanya tidak ada yang menampilkan wajah para muslimah dengan jelas. Saya mengagumi karena mereka sungguh – sungguh dalam berjilbab.
Saat ini saya kuliah di Jakarta. Sering saya melihat para muslimah dengan jilbab yang bermacam – macam. Bahkan “menyebalkan” dalam pandangan saya. Ada yang sudah memendekkan ukurannya. Ada yang sudah memakai jilbab dirumah untuk kuliah. Ada juga yang motif macam – macam sehingga benar – benar kelihatan sangat cantik dan menggoda (Hmmmm…apa mau bilang salahnya mata kamu ngeliatin mereka?). Entah apa yang ada dalam hati mereka dan entah apa juga yang menjadi alasan mereka untuk berjilbab “ala kadarnya”. Ada yang bilang mengikuti mode, seperti yang ada di majalah - majalah. Ada juga biar ga monoton makanya motifnya bermacam – macam. Ada juga yang bilang biar ga sumpek makanya make warna - warna yang ngejreng menggoda.
Kalau mengikuti mode, Islam juga tidak melarang. Kalau soal warna cerah, Islam juga tidak melarang. Selama sesuai dengan batasan syariat itu sudah cukup. Pertanyaanya adalah untuk siapa muslimah masa kini berjilbab dan karena apa mereka berjilbab. Apakah mereka mulai lupa dengan sejarah perjuangan para muslimah saat memperjuangkan Jilbab? Lupa dengan alasan kenapa muslimah pada waktu itu berkorban hingga rela bolak – balik pengadilan untuk memperjuangkan Jilbab?

Sesungguhnya termasuk ahli neraka, yaitu perempuan-perempuan berpakaian tetapi telanjang, yang condong kepada maksiat dan menarik orang lain untuk berbuat maksiat. Mereka ini tidak akan masuk sorga dan tidak akan mencium baunya.(Riwayat Muslim)
 

blogger templates | Make Money Online