Senin, 03 Maret 2008

Ketika Gema Jihad Menjauh

Saat masih berseragam putih biru dan putih abu - abu, palestina begitu dekat dihati. Bahkan denyut perjuangan di Bosnia, Ambon, Afganistan masih membekas jelas.
Dibulan ramadhan saat masih duduk di SMP, saya mengikuti sebuah majelis. Narasumbernya seorang pemuda Bosnia. Sebelumnya kami diputarkan rekaman kejadian di Bosnia yang sedang bergejolak. Air mata meleleh begitu saja. Akal saya mungkin tidak bisa mengaitkan langsung waktu itu, tapi hati tentu memiliki pikiranya sendiri sehingga perasaan saya larut dalam kesedihan dan kemarahan. Menyatu dengan duka saudara seiman di Bosnia.
Terngiang jelas kalimat getir yang disampaikan oleh pemuda Bosnia tersebut...
"Saya kecewa dengan pemuda Indonesia. Jumlah kalian banyak. Tapi tidak adakah yang bergerak untuk membantu kami. Menyelamtkan para muslimah yang diperkosa, menyelamatklan ibu - ibu hamil yang dibelah perutnya lalu janinya dibakar diatas api yang berkobar..."
Majlis hening. Airmata lah yang berbicara....
Aksi Sejuta Ummat untuk Palestina. takbir bersahutan. Jalanan dipenuhi kader yang dominan berpakaian putih. Bendera palestina berkibar ditiup angin Jakarta seolah membawa pesan pada dunia bahwa Palestina tidak berjuang sendirian. bunderan HI menjadi saksinya. Kami bangga dengan palestina. Bangga dengan kemuliaanya yang telah melahirkan syuhada tanpa henti. Bangga karena Palestina telah memberi inspirasi sebuah perjuangan meninggikan kalimat Allah. Bangga karena kami pernah serius bercita - cita mati syahid dimedan jihad sesungguhnya...
Ambon membara. tepat dihari kami merayakan idulfitri. musuh - musuh Allah telah memancing kemarahan kami. membangunkan singa yang telah dibina untuk senantiasa siaga. kami selalu menanti berita tentang Ambon. menghadirkan do'a kemenangan disetiap tempat do'a...
Dan kini Palestina serasa menjauh. Gema perjuangan tak lagi menggetarkan hati. Takbirnya melemah dalam hati. Tangisnya tak lagi menyatu dengan airmataku...
maafkan saya palestina....
"Kehidupan bagaikan roda. Seribu zaman terus berputar. namun satu tak akan pudar. cahaya Allah tetap membahana......."

*) Mengenang Bosnia, Ambon dan Palestina

1 komentar:

Anonim mengatakan...

debu - debu dan darah suci...
saksi nan tak terbantahkan lagi
gunung lembah hutan dan samudra
untuk Allah di atas segalanya.

ini tulisan antum yang paling kusuka, membacanya sampai meneteskan air mata.
teringat bagaimana dulu hidayah Allah pertama kali menyenyyuh hayi ana.
ku harus jujur, rindu sekali dengan segala rasa dan suasana itu, ingin berusaha menghadirkannya lagi

Semoga gema jihad di hati ini tidak akan pernah menjauh.

oiya itu nasyid favorit ana lho !
ingin sekali menjadi bidadari bermata jeli seperti dalam lantunan nasyid itu.

Zakiya

 

blogger templates | Make Money Online