Kamis, 27 November 2008

Disudut Masjid Sunda Kelapa

Diatas langit tak lagi biru. Senja telah datang memayungi Jakarta. Suasana langit semakin redup karena hujan belum selesai menjalankan amanahnya. Saya bersama Pa Karnain Asyhar, teman sekelas saya yang juga teman satu kantor, berjalan tergesa - gesa menuju kantor Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga yang letaknya bersebelahan dengan kantor kami berdua. Rencananya kami akan menjemput Pa Budiyanto, salah seorang calon pejabat Kemenegpora yang juga sama - sama sedang menempuh pascasarjana dikelas yang sama.

Ceritanya kami bertiga akan berangkat bareng ke kampus. Mirip dengan masa - masa sekolah dulu lah yang kalau mau berangkat saling menjemput dengan teman lainya. Sebenarnya saya dan Pa Karnain bukan menjemput, tapi mendampingi Pa Budiyanto yang memang terkadang membawa mobil pribadinya untuk ke kantor dan ke kampus. Soalnya kalau kami tidak mendampingi Pa Budi, khawatir berurusan dengan polisi karena terkena peraturan jalur Three in one (Satu mobil minimal kudu ada tiga orang).. intinya sih saya dan pa Karnaen dapat fasilitas gratisan menuju kampus he.. he.. he...

Mobil pa Budi menembus kemacetan Jakarta. Berbelok ke arah semanggi, benhil dan terus melaju mengantarkan kami menuju kampus UI Salemba. Namun kumandang adzan Maghrib terlebih dahulu menyergap sebelum kami sampai ke kampus. Dan Adzan tepat menyergap dari sebuah masjid yang berkali - kali saya lewati. Sebuah masjid yang semasa sekolah dulu sering saya dengar namanya lewat majalah An Nida, UMMI atau sabili langganan saya dan teteh. Masjid Sunda Kelapa namanya. Tempat sebuah organisasi remaja masjid yang sering nongol publikasinya di majalah yang saya sebutkan tadi. Organisasinya sendiri bernama Remaja Islam Sunda Kelapa yang biasa disingkat RISKA.

Dengan pasti, mobil memasuki pelataran masjid. Hujan mulai bertranfsformasi menjadi gerimis. Inilah kali kedua kaki saya menginjakkan kaki dimasjid ini. pa Karnain pun demikian. Karena kami menginjakkan kaki di masjid ini kemarin. Masjid ini cukup keren menurut saya. Disebelahnya ada Rumah Sakit Masjid Sunda Kelapa yang meskipun kecil tapi terlihat cukup modern.

Kaki - kaki kami mulai masuk ke halaman masjid. Sangat asri dan teduh. Menyenangkan sekali jika rumah saya kelak bersebelahan dengan masjid seperti ini. Orang - orang sudah banyak yang berwudhu dan menuju ruang sholat diatas. Dibawah sendiri digunakan untuk aula dan beberapa ruangan lain yang saya belum familier.

Diatas, ternyata para jamaah masjid ini sedang menunaikan buka puasa. Subhanallah... saya sendiri jadi malu. Karena hari kamis ini seharusnya saya juga puasa sunnah. Puasa yang menjadi kegemaran Rasulullah SAW. Puasa yang seharusnya juga sudah melekat dalam diri setiap kader yang tergabung dalam barisan partai dakwah tanpa perlu diprogram atau diperintahkan oleh pimpinan partai.

Hati saya terus bergetar, Sama seperti kemarin. Terlebih saat memasuki ruang utama masjid dimana jama'ah juga sebagian sedang shalat sunnah dan sebagian lagi sudah duduk berdzikir menunggu iqamah. Saya berusaha menggapai barisan paling depan, tapi tidak berhasil. Tapi alhamdulillah bisa dapat di barisan kedua. Semoga saja dapat keberkahan.

Saya ikut duduk bersama yang lain menunggu iqamat. Tak henti - hentinya saya memanjatkan doa. Sebuah doa yang semakin intens saya munajatkan akhir - akhir ini. Kalau tidak salah, ada ulama yang memberi nasehat kalau tubuhmu bergetar ketika mengingat Allah, maka bersegeralah berdoa karena saat - saat itulah doa lebih mudah dikabulkan. Ditambah lagi hujan belum berhenti, dan ini adalah waktu antara adzan dan iqamat sehingga semakin tepatlah saat ini untuk berdoa sebanyak - banyaknya.

Iqamat dikumandangkan. Jamaah berdiri dan membuat barisan dengan rapat. Imam mengumandangkan takbir dan suara merdunya mengalunkan ayat - ayat Al Quran hingga menghujam masuk kedalam hati. Alhamdulillah... Meskipun menurut saya, imam hari kemarin jauh lebih syahdu.

Senja yang sangat indah. Alhamdulillah... saya menemukan perjalanan ruhiyah yang menyenangkan di masjid ini. Sebuah perjalan ruhiyah yang tidak setiap saat bisa saya rasakan. Perjalanan ruhiyah yang semoga mengantarkan doa saya lebih cepat untuk dikabulkan. Perjalanan ruhiyah yang semoga bisa teman - teman rasakan juga kalau berkesempatan sholat ditempat ini.


Tidak ada komentar:

 

blogger templates | Make Money Online